Monday, January 28, 2013

Masa Kanak-kanak


         Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia dua tahun sampai anak matang secara seksual, kira-kira tiga belas tahun untuk wanita dan empat belas tahun untuk pria. Setelah anak matang secara seksual maka disebut remaja. Secara luas, masa kanak-kanak dibagi menjadi sua periode yang berbeda, awal dan akhir masa kanak-kanak. Periode awal berlangsung  dari umur dua sampai enam tahun, dan periode akhir  dari enam tahun sampai tibanya anak matang secara seksual. Ciri-ciri awal masa kanak-kanak:
1. Sebutan yang digunakan orang tua
Sebagian orang tua menganggap awal masa kanak-kanak sebagai usia yang mengundang masalah atau usia sulit. Alasan ini dikarenakan anak-anak yang sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan yang pada umumnya kurang berhasil. Mereka biasanya lebih bandel, keras kepala, tidak menurut, negativistis, dan melawan. Pada malam hari terganggu oleh mimpi buruk dan pada siang hari ada rasa takut yang tidak rasional, dan merasa cemburu. Pada masa awal kanak-kanak orang tua sering menyebut sebagai usia mainan, karena anak menghabiskan sebagian besar waktunya dengan bermain dengan mainannya.
2. Sebutan yang digunakan para pendidik
Pra pendidik sering menyebutkan bahwa awal masa kanak-kanak sebagai usia prasekolah untuk membedakannya dari saat dimana anak dianggap cukup tua baik secara fisik dan mental untuk menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mengikuti pendidikan formal.
3. Sebutan yang digunakan oleh para ahli psikologi
Awal masa kanak-kanak adalah usia kelompok, masa dimana anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada waktu mereka masuk sekolah dasar. Awal masa kanak-kanak juga disebut sebagai usia menjelajah, menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana mekanismenya, bagaimana perasaannya, dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungan.  Salah satu cara umum dalam menjelajahi lingkungannya adala dengan cara bertanya, sehingga periode ini pun sering disebut sebagai usia bertanya. Yang paling menonjol pada usia ini adalah meniru pembicaraan dan tindakan orang lain, sehingga periode ini juga dikenal sebagai usia meniru.

Kemajuan berbicara pada awal masa kanak-kanak cenderung meningkat pesat hal ini ditunjukkan dengan kosa kata yang meningkat pesat. Tugas dalam bicara pada awal masa kanak-kanak yaitu pengucapan kata-kata, menambah kosa kata, dan membentuk kelaimat. Factor-faktor yang mempengaruhi banyanya anak bicara adalah intelligensi, jenis disiplin, posisi urutan, besarnya keluarga, status sosial ekonomi, status ras, berbahasa dua, dan penggolongan peran seks.
Emosi awal masa kanak-kanak sangat kuat, saat ini merupakan saat ketidakseimbangan, dimana anak mudah dibawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan. Hal ini tampak mencolok pada usia 2,5 sampai 3,5 tahun dan 5,5 sampai 6,5 tahun meskipun pada umumnya hal ini berlakuhampir pada seluruh periode awal masa kanak-kanak. Emosi yang tinggi kebanyakan disebabkan oleh masalah psikologis, dengan pola-pola emosi seperti marah, takut, cemburu, ingin tahu, gembira, sedih, dan kasih sayang. 
Sosialisasi pada awal masa kanak-kanak, pada usia 2 dan 3 tahun anak menunjukkan minat yang nyata untuk melihat anak-anak lain dan berusaha mengadakan kontak sosial pada mereka, ini dikenak bermain sejajar, yaitu bermain sendiri-sendiri, tidak bermain dengan anak lain. Kalau pun terjadi kontak, maka cenderung berdifat perkelahian, bukan kerjasama. Perkembangan berikutnya adalah bermain asosiasif, dimana anak terlibat dnegan kegiatan yang menyerupai kegiatan anak lain.dengan meningkatnya kontak sosial, naka terlibat bermain kooperatif, dimana ia menjadi anggota kelompok dan saling berinteraksi. Pola perilaku sosial pada masa ini adalah meniru, persaingan, kerjasama, simpati, empati, dukungan sosial, membagi, dan perilaku akrab. Sedangkan perilaku tidak sosial ditunjukkan dengan negativisme, agresif, perilaku berkuasa, memikirkan diri sendiri, mementingkan diri sendiri, merusak, pertentangan seks, dan prasangka. 
Bermain pada awal masa kanak-kanak mengikuti suatu pola yang sangat dipengaruhi oleh kemtanagn dalm bentuk permainan tertentu dan oleh lingkungan dimana ia dibesarkan. Pola bermain masa ini adalah bermain dengan mainan, dramatisasi, konstruksi, permainan, membaca, film, radio, dan televisi. 
Perkembangan kepribadian pada awal masa kanak-kanak dasarnya telah diletakkan pada masa bayi, mulai terbentuk dalam awal masa kanak-kanak. Dengan berjalannya periode awal masa kanak-kanak, anak semakin banyak berhubungan dengan teman sebayanya, dan hal ini mempengaruhi dalam konsep diri, pengaruh dimana dapat mendorong atau melawan dan bertentngan dengan pengaruh-pengaruh dari keluarga.  Adapun kondisi lain yang mempengaruhi pembentukan konsep diri pada anak adalah cara pelatihan anak, cita-cita orang tua, posisi urutan anak, dan ketidaknyamanan lingkungan.  

Bahaya pada awal masa kanak-kanak :
1. Bahaya fisik; kematian, penyakit, kecelakaan, tidak menarik, kejanggalan, kegemukan, tangan kidal,.
2. Bahaya psikologis; bahaya dalam berbicara, bahaya emosional, bahaya sosial, bahaya bermain, bahaya dalam perkembangan konsep, bahaya moral, bahaya dalam penggolongan peran seks, bahaya dalam hubungan keluarga, dan bahaya kepribadian.

Adapun ciri akhir masa kanak-kanak adalah:
1. label yang digunakan orang tua, adalah usia yang menyulitkan, tidak rapih, dan usia bertengkar.
2. label yang diberikan oleh pendidik, usia sekolah dasar, dan periode kritis.
3. label yang digunakan ahli psikologi, usia berkelompok dan usia bermain, usia penyesuaian, dan usia kreatif.

Tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak antara lain:
a) Perkembangan fisik mengalami keterlambatan dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertas, kira dua tahun sebelum anak secara seksual menjadi matang pada saat mana pertumbuhan berkembang pesat. 
b) Ketrampilan akhir masa kanak-kanak, ada perbedaan antara anak laki-laki dan anak perempuan, pada umumnya anak perempuan melebihi anak laki-laki dalam berbagai ketrampilan yang melibatkan otot-otot yang lebih halus, sedangkan anak laki-laki pandai dalam berbagai ketrampilan yang melibatkan otot-otot kasar. Kategori ketrampilan akhir masa kanak-kanak, adalah ketrampilan menolong diri sendiri, ketrampilan menolong orang lain, ketrampilan sekolah, dan ketrampilan bermain. 
c) Kemajuan berbicara, meliputi penambahan kosa kata, pengucapan, dan pembentukan kalimat. 
d) Emosi dan ungkapan emosi, cenderung mengendalikan ungkapan emosi. Emosi senang ditunjukkan dengan tertawa genit, tertawa terbahak-bahak, menggeliat, atau mengejangkan tubuh. Emosi yang tidak menyenagkan cenderung diungakpkan dengan menangis atau ledakan marah seperti perilaku prasekolah bagi anak perempuan, sedangkan bagi anak laki-laki ditunjukkan dengan cemberut atau merajuk. 
e) Pengelompokkan sosial dan perilaku sosial, cenderung disebut usia berkelompok karena ditandai dengan adanya minat terhadap aktifitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.
f) Minat dan kegiatan bermain, bermain konstruktif, menjelajah, mengumpulkan, permainan dan olah raga, hiburan. 
g) Perubahan-perubahan kepribadian, dipengaruhi oleh kondisi fisik, bentuk tubuh, nama dan julukan, status sosial ekonomi, lingkungan sekolah, dukungan sosial, keberhasilan dan kegagalan, seks, dan intelligensi. 

Bahaya pada akhir masa kanak-kanak:
1. Bahaya fisik; penyakit, kegemukan, bentuk tubuh yang tidak sesuai, kecelakaan, ketidakmampuan fisik, kecanggungan, kesederhanaan.
2. Bahaya psikologis; bahaya dalam berbicara, bahaya emosi, bahaya sosial, bahaya bermain, bahaya dalam konsep diri, bahaya moral, bahaya yang menyangkut minat, bahaya dalam penggolongan seks, bahaya dalam hubungan keluarga, dan bahaya dalam perkembangan kepribadian.

Masa Bayi


Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi yang baru lahir dua minggu. Masa bayi akan digunakan untuk membedakannya dengan pascanatal yang ditandai dengan keadaan yang sangat tidak berdaya. Selama beberapa bulan masa bayi, keadaan tidak berdaya itu secara berangsur-angsur agak menurun. Akan tetapi tidak berarti bahwa keadaan tidak berdaya akan menghilang dengan cepat dan bayi menjadi mandiri, melainkan setiap hari, setiap minggu, dan setiap bulan bayi semakin mampu mandiri sehingga saat masa bayi berakhir pada ulang tahun kedua. Selama dua tahun pertama kehidupannya, perkembangan fisik bayi berlangsung sangat ekstensif. Pada saat lahir, bayi memiliki kepala yang sangat besar dibandingkan dengan bagian tubuh lain. Tubuhnya bergerak terus ke kiri dan ke kanan dan sering tidak dapat dikendalikan. Mereka juga memiliki refleks yang didominasi oleh gerakan-gerakan yang terus berkembang. Secara umum refleks merupakan cara agar bayi dapat bertahan untuk kehidupannya atau melatih kemampuan motorik anggota tubuhnya. 
Ciri-ciri masa bayi:
1. Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya
Karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap, dan pola ekspresi emosi terbentuk.
2. Masa bayi adalah masa dimana pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat.
3. Masa bayi adalah masa berkurangnya ketergantungan.
4. Masa bayi ada masa meningkatnya individualitas
5. Masa bayi adalah permulaan sosialisasi
6. Masa bayi adalah permulaan berkembangnya penggolongan peran-seks
7. Masa bayi adalah masa yang menarik
8. Masa bayi merupakan permulaan kreativitas
9. Masa bayi adalah masa berbahaya.

Tugas perkembangan masa bayi:
1. Perkembangan fisik
Pertumbuhan yang pesat selama rentang kehidupan terjadi pada masa bayi dan pada periode pubertas. Selama enam bulan pertama, pertumbuhan  terus terjadi dengan pesat seperti periode prenatal dan kemudian mulai menurun. Meskipun pola umum dari pertumbuhan dan perkembangan sama bagi semua bayi, tetapi tetap ada perbedaan dalam tinggi, berat, kemampuan sensorik, dan dalam bidang perkembangan fisik lain. Selama periode masa bayi perbedaan-perbedaan tidak saja terus berlangsung tetapi semakin bertambah mencolok.
2. Fungsi psikologis
Masa bayi adalah masa pembentukan pola-pola psikologis fundamental untuk makan, tidur, dan buang air meskipun pembentukan kebiasaan tersebut mungkin tidak selesai pada akhir masa bayi.
3. Pengendalian otot
Pada mulanya tubuh bayi mengalami gerakan-gerakan yang menyerupai kegiatan meneyluruh pada bayi neonatal. Juga halnya dewmikian dalam keadaan tidur, gerakan acak tak berarti iniberangsur-angsur menjadi lebih terkoordinasi sehingga memungkinkan terjadinya pengendalian otot. Perkembangan pengendalian otot terjadi karena adanya factor pematangan dan factor belajar. Karena otot-otot, tulang-tulang, dan struktur saraf sudah matang dan karena perubahan dalam perbandingan badan maka bayi dapat menggunakan badanya secara terkoordinasi. Tetapi bayi harus dibberi kesempatan untuk belajar melakukannya. Sebelum kegiatan siap tercapai, belajar tidak akan ada manfaatnya. Perkembangan pengendalian oto mengikuti pola yang pasti dan dapat diramalkan yang dikuasai oleh hukum perkembangan arah. Pola perkembangan koordinasi tangan, usia empat bulan melihat tetapi tidak dapat menyentuh, lima bulan gerakan menyendok, usia delapan bulan sebuah balok masing-masing ditangan, dan usia kesembilan gerakan menjepit disempurnakan..

Ketrampilan-ketrmapilan masa bayi:
a) Ketrampilan tangan
Makan sendiri, pada usia delapan bulan, kebayakan bayi dapat memegang botol susunya sendiri setelah dot dimasukan ke dalam mulut; pada usia sembilan bulan, bayi dapat memasukkan dot ke dalam mulut dan mengeluarkannya tanpa dibantu. Pada umu rdua belas bulan bayi dapat minum dari cangkir yang dipegang dengan kedua belah tangannya, dan beberapa bulan kemudian dapat minum dari cangkir dengan menggunakan satu tangan. Pada tiga belas bulan mulai makan sendiri dengan snedok, dan sebulan dua bulan kemudian dapat menusuk makan dengan menggunakan garpu dan memasukkannya kedalam mulut disertai tumpahan. Pada ulang tahun kedua kebanyakan bayi dapat menggnakan sendok dan garpu tanpa menumpahkan makanan.
Berpakaian sendiri, pada akhir tahun pertama kebanyakan baik dapat menarikkan kaos kaki, sepatu, topi, dan sarung tangan. Pada pertemngahan tahun kedua bayi berusaha memakai topi dan sarung tangan dan akhir pada masa bayi dapat menegnakan dan melepaskan pakaian.
Mengurus diri sendiri, mandi sendiri terbatas pada menyeka muka dan badan. Sebelum dua tahun kebanyakan bayi berusaha menyikat gigi dan menyisir rambut cara sendiri.
Ketrampilan bermain, pada dua belas bulan kebanyakan bayi dapat mencoret-coret dengan pensil atau karyon, dan beberapa bulan kemudian dapat melempar  atau mengelindingkan bola, membuka kotak, membuka tutup botol, membalik halaman-halaman buku,  memebentuk bangunan dengan beberapa balok, menguntai manik-manik besar dan menggunting kertas.
b) Ketrampilan kaki
Bayi belajar melompat dari tempat tinggi biasanya dengan gerakan-gerakan meneyrupai berjalan. Bayi memanjat tangga mula-mula dengan cara merangkak dan merambat setelah dapat berjalan sendiri,ia naik dan turun dalam posisi tegak, meletakkan satu kaki pada tangga dan menarik kaki yang satunya. Bayi dapat berenang dan menceburkan tangan dan menendang-nendang khaki.

4. Perkembangan bicara
Berbicara merupakan sarana komunikasi. Komunikasi memiliki dua aspek, yaitu menegrti apa yang dimaksud orang lain dan kemampuan mengkomunikasikan pikiran dan perasaan diri sendiri kepada orang lain sehingga dapat dimengerti. Dasar kedua aspek tersebut telah dilakukan selama masa bayi, meskipun kemampuan untuk menegrti biasanya lebih besar daripada kemampuan bicara pada menjelang masa bayi. Tugas pertama dalam berkomunikasi adalah berupa pemahaman akan perkataan orang lain. Dalam setiap tahapan usia, anak-anak lebih dapat menegrti apa yang dikatakan orang lain daripada mengutarakan pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan mereka sendiri dalam kata-kata.
Tugas kesua dalam komunikasi dengan orang lain adalah belajar bicara. Karena belajar bicara adalah tugas yang lama dan sulit, dan karena bayi-bayi belum matang untuk belajar hal yang sulit ini selama tahun pertama, maka alam memberikan bentuk-bentuk pengganti komunikasi yang digunakan sampai mereka siap untuk belajar. 

Perilaku emosi pada masa bayi

Pada waktu lahir, emosi tampak dalam bentuk sederhana, hampir tidak terbedakan sama sekali. Dengan bertambahnya usia, berbagai reaksi emosional menjadi kurang tersebar dan reaksi emosional dapat ditimbulkan oleh berbagai macam rangsangan. Pola emosi yang lazim pada masa bayi:

1. Kemarahan
Perangsang yang lazim membangkitkan kemarahan bayi adalah campur tangan terhadap gerakan-gerakan mencoba-cobanya, menghalangi keinginannya, tidak mengizinkannya mengerti sendiri, dan tidak memperkenankan apa yang dia inginkan. Tanggapan marah ditunjukan dengan bentuk menjerit, meronta-ronta, menendangkan kaki, mengibaskan tangan, dan memukul atau menendang apa saja yang ada dekatnya.pada tahun kedua, bayi dapat  juga melonjak-lonjak, berguling-guling, meronta-ronta, dan menahan nafas.
2. Ketakutan
Perangsang yang paling mungkin membagkitkan ketakutan bayi adalah suara keras, orang, situasi, dan barang asing, ruangan gelap, tempat tinggi, dan binatang. Tanggapan rasa takut ditunjukkan dengan menjauhkan diri dari perangsang yang menakutkan dengan merengek, menangis, dan menahan nafas.
3. Rasa ingin tahu
Setiap mainan atau barang baru dan tidak biasa adalah perangsang untuk keingin tahuan dengan mengungkapkan melalui ekspresi wajah, menegangakn otot muka, membuka mulut, dan menjulurkan lidah, kemudian bayi akan mengkap barang tersebut dengan mememgang, membolak-balik, melempar, atau memasukkan ke mulutnya.
4. Kegembiraan
Kegembiraan dirangsang dengan kesenangan fisik. Pada bulan kedua dan ketiga bayi bereaksi pada orang yang mengajaknya bercanda, menggelitik, mengamati, dan memperhatikannya. Mereka mengungkapkan dengan tertawa, senyuman, mengegrakkan lengan serta kakinya.
5. Afeksi
Setiap orang yang mengajak bayi bermain, mengurus kebutuhan jasmaninya, atau memperlihatkan efeksi akan merupakan perangsang untuk afeksi mereka. Maian dan hewan kesayangan menjadi objek cinta mereka. Bayi mengungkapkan afeksinya dengan memeluk, menepuk, dan mencium barang atau orang yang dicintai. 

Perkembangan sosialisasi

Pengalaman sosial yang dini memainkan peranan yang penting dalam menentukan  hubungan sosial di masa depandan poal perilaku terhadap orang-orang lain. Anak yang pad asaat bayi banyak menangis cenderung agresif dan menunjukkan perilaku-perilaku yang mencari perhatian lain. Sebaliknya, bayi yang ramah dan lebih bahagia biasanya penyesuaian sosialnya lebih baik apabila telah menjadi besarnya.
Pola perkembangan perilaku sosial dapat diramalkan meskipun dapat terjadi perbedaan-perbedaan karena keadaan kesehatan, keadaan emosi atau keadaan lingkungan. Selama tahun pertama masa bayi, bayi dalam keadaan seimbang yang membuat ia ramah, mudah dirawat, dan menyenagkan. Sekitar pertengahan tahun kedua, keseimbangan berubah menjadi ketidak seimbangan sehingga bayi menjadi rewel, tidak kooperatif, dan sulit dihadapi. Awbwlum masa bayi berakhir keseimbangan kembali memperlihatkan perilaku yang menyenangkan dan perilaku sosial. Dasar-dasar sosial awal adalah sanagt penting karena jenis perilaku yang diperlihatkan bayi dalam berbagai situasi sosial memepngaruhi penyesuaian pribadi dan sosial dan terbentuknya pola-pola ini cenderung menetap. 

Awal tumbuhnya minat bermain

Terdapat ciri-ciri bermain tertentu yang khsus dalam masa bayi yang berbeda dari permainan anak muda belia dan pasti berbeda dengan ciri-ciri bermain anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa. Perkembangan bermain dalam masa bayi dipengaruhi oleh perkembangan fisik, motorik, dan mental. Dengan bermain, memberikan kesempatan bagi bayi untuk banyak belajar, yaitu pemecahan masalah dan kreatifitas. Tanpa bermain, dasar kreatifitas dan pemecahan masalah tidak dapat diletakkan sebelum anak mengembangkan kebiasaan untuk menghadapi lingkungan dengan cara yang tidak kreatif. Pentingnya bermain masa bayi juga memberikan masukan informasi bagi bayi mengenai lingkungannya, orang-orang, dan benda-benda di lingkungannya. Bayi belajar mengenai dunia manusia dan benda melalui penjelajahan (eksplorasi). Dan dengan bermain akan menimbulkan kegembiraan
Pada masa bayi, pengertian timbul dari gabungan penjelajahan sensorik, manipulasi motorik, dan menjelang akhir masa bayi dari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan. Dan peranan disiplin dalam perkembangan moral terutama dalam bentuk hukuman untuk perilaku yang salah dan pujian untuk perilaku yang diterima secara soial. 

Perkembangan kepribadian dalam usia bayi
Potensi untuk perkembangan kepribadian sudah ada pada waktu lahir, karena tidak ada dua individu yang memiliki  fisik maupun sifat mental bwaan yang sama atau memiliki pengalaman lingkungan yang sama maka tidak akan pernah ada dua orang yang mengembangkan pola-pola kepribadian yang identik. Masa bayi sering disebut sebagai "periode kritis" dalam perkembangan kepribadian karena pada saat ini diletakkan dasar dimana struktur kepribadian dewasa akan dibangun. Sifat kepribadian tertentu berubah sekalipun masih dalam masa bayi. Perubahan ini dapat bersifat kuantitatif, yaitu menguata atau melemahnya sifat yang sudah ada, atau bersifat kualitatif, sifat yang secara sosial kurang baik digantikan oleh sifat sosial yang lebih baik. Sebagian  besar perubahan kepribadian cenderung bersifat kuantitatif.   Inti pola kepibadian yaitu konsep diri pada dasarnya tetap sama. Dengan berjalannya waktu inti ini semakin kuat. Perubahan dalam sifat-sifat kepribadian dapat mengganggu keseimbangan kepribadian. Jadi, pengalaman-pengalaman awal sangatlah penting dalam membentuk pola kepribadian. 

Bahaya pada masa bayi
Karena masa bayi merupakan dasar, maka masa itu khususnya merupakan masa berbahaya. Bahaya itu dapat mrupakan bahaya fisik dan psikologis atau keduanya. Dalam tahun pertama dalam masa bayi, bahaya fisik cenderung lebih banyak dan lebih parah daripada bahaya-bahaya psikologis. Dalam tahun kedua terjadi sebaliknya. Kesunya merupakan bahaya serius, jadi sedapat mungkin harus dicegah dan segala sesuatu harus dilakukan untuk memperkecil intensitasnya kalau memang bahaya itu terjadi. Bahaya fisik yang mungkin terjadi misalnya kematian, kematian ranjang, penyakit, kecelakaan, kurang gizidasar untuk gemuk,  dan kebiasaan fisiologis. Bahaya psikologis yang mungkin terjadi adalah kegagalan bayi menguasai tugas perkembangan pada usia tersebut. Penguasaan ini menjadi penting karena, semakin cepat bayi dapat mengendalikan tubuhnya, semkain cepat pula ia tidak tergantung pada bantuan orang lain dan penguasaan tugas ini memberikan dasar untuk penguasaan tugas perkembangan pada tahap-tahap berikutnya. Semakin baik penguasaan terhadap tugas perkembangan masa bayi, semakin mudah dan cepat anak dapat menguaai tugas masa kanak-kanak.   Bahaya psikologis yang mungkin terjadi adalah bahaya dalam perkembangan motorik, bahaya dalam bicara, bahaya emosi, bahaya sosial, bahaya bermain, bahaya dalam pengertian, bahaya moralitas, bahaya hubungan keluarga, dan bahaya dalam perkembangan kepribadain.

Masa Bayi Neonatal


Masa bayi neonatal terdiri dari dua periode, portunate, dan neonate. Periode portunate berlangsung selama 15 atau 20 menit setelah lahir ditandai  dengan pemutusan tali pusat bayi menjadi individu yang terpisah,mandiri dan berbeda. Periode neonate menurut kriteria medis ,ia berakhir dengan putusnya tali pusat ,sekitar 2 minggu setelah lahir. Menurut kriteria psikologis ,ia berakhir dengan bertambahnya kembali berat lahir  yang hilang dan indikasi  dimulainya kembali perkembangan dan penyesuaian yang diperlukan untuk hidup bebas dari perlindungan lingkungan rahim dilaksanakan dengan berhasil . Penyesuaian bayi neonatal yang dilakukan pasca kelahiran adalah:
ã Penyesuaian terhadap perubahan temperatur.
Temperatur dalam rahim sekitar 36oC (100o F) ,lingkungan sesudah lahir 20o dan 21o C (68o dan 70o F),dan akan berubah setelah  bayi meninggalkan rumah sakit.
ã Penyesuaian terhadap pernafasan
Pada saat dalam kandungan pernafasan bayi melalui plasenta  melalui tali pusat dan setelah lahir bayi mulai menghirup dan mengeluarkan udara sendiri.
ã Penyesuaian terhadap makanan
Karena refleksi menghisap dan mengunya sering kali tidak berkembang sempurna pada saaat lahir ,bayi seringkali  tidak mampu mendapat makanan yang dibutuhkan. 
â Penyesuaian terhadap pembuangan
Bebrapa menit atau jam setelah lahir organ pembuangan sudah mulai berfungsi.

Adapun kondisi yang berkaitan dengan kelahiran yang mempengaruhis sikap orang tua :
 ã Pengalaman kelahiran Ibu
  v Pengalaman kelahiran ibu
Bila kelahiran menimbulkan sedikit rasa tak nyaman bagi ibu maka sikapnya akan lebih menguntungkan daripada persalinan berlangsung lama dan sulit.
  v Kondisi fisik ibu setelah kelahiran
Wanita yang lelah fisik setelah melahirkan anak mempunyai sikap yang kurang menguntungkan  terhadap anaknya.
 ã Persiapan menjadi orang tua
Semakin baik kesiapan orang tua menghadapi kelahiran bayi semakin tenang mereka pada saat membawa bayinya.
 ã Harapan orang tua
Jika kelahiran bayi sesuai dengan harapan orang tua ,maka sikap orang tua akan lebih menguntungkan.
 ã Penyesuaian pasca lahir bayi
Bayi yang dapat menyesuaikan diri  dengan cepat dengan lingkungannya memperkuat sikap orang tua yang menguntungkan.
 ã Ketidak senangan orang tua akan pekerjaan dan kekurangan biaya.
Pekerjaan ekstra dan biaya ekstra yang dialami oleh orang tua setelah kelahiran kemungkinan akan menimbulkan perasaan tidak enangan terhadap  bayi.
 ã Keprihatinan atas normalitas
Jika kelahiran bayi tidak normal dan perlu perawatan lama di rumah sakit akan menyebabkan kecemasan prihatin dan tidak bahagia bagi orang tua.
 ã Keprihatinan akan kelangsungan hidup
Keprihatinan pada kelangsungan hidup terutama pada kelahiran prematur dan sulit.

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran bayi pada waktu lahir:
ã Jangka waktu kehamilan
Bayi yang lahir postmatur lebih panjang,berat,lebih berisi daripada mereka yang lahir pada umur lengkap.
 ã Gizi ibu
Terdapat hubungan yang erat antara kondisi gizi ibu selama bula-bulan terakhir dengan ukuran bayi pada saat lahir.
 ã Keadaan ekonomi keluarga urutan kelahiran
Keadaan ekonomi mempengaruhi kualitas dan kuantitas gizi ibu.
 ã urutan kelahiran
rata-rata bayi yang lahirnya pertama beratnya kurang dan lebih pendek daripada bayi yang lahir berikutnya.
 ã Ukuran keluarga
Jika jarak kelahiran terlalu dekat maka cenderung lebih kecil dari yang sebelumnya.
 ã Kegiatan janin
Aktifitas janin yang berlebihan mengakibatkan berat bayi dibawah rata-rata.

 Kegiatan yang dilakukan bayi neonatal adalah:
 ã Kegiatan massa
Bila salah satu tubuh dirangsang maka semuanya bereaksi,kegiatan massa paling besar terjadi pada daerah kaki dan bagian tubuh dan daerah yang paling sedikit rangsangannya adalah daerah kepala.
 ã Kegiatan spesifik
v Terdapat dua jenis kegiatan spesifik yaitu:
  Refleks, pertama yang muncul adalah refleks yang penting,artinya bagi kelangsungan hidup yang nyata-refleks jantung,,pernafasan ,bersin,dan pencernaaan makannan.
  v Tanggapan umum,mencakup bagian tubuh yang lebih besar daripada refleks,seperti geakan acak lengan dan kaki,tolehan kepala.
Perkembangan indra bayi neonatal
 ã Penciuman
Penciuman yang terdapat dibagian dalam atas hidung telah berkembang baik pada saat lahir.
 ã Pengecap
Sel pengecapan yang terletak dipermukaan lidah telah berkembang baik pada saat lahir  dan sama  jumlahnya dalam kehidupan kelak.
ã Kepekaan organik
Lapar dan haus telah berkembang baik pada saat lahir.
 ã Kepekaan kulit
organ perasa untuk sentuhan, temperatur dan tekanan telah berkembang baik pada saaat lahir dan terletak dekat dengan permukaan kulit.
 ã Penglihatan
Sel kerucut di retina berukuran kecil  dan kurang berkembang ,menunjkan bahwa neonate buta warna.
 ã Pendengaran
Pendengaran merupakan salahsatu dari seluruh indra yang  yang paling sedikit berkembangnya pada saat kelahiran. 

Bahaya pada masa bayi neonatal
 ã Dataran perkembangan
Dataran (plateau) dalam perkembangan biasanya segera terjadi sesudah lahir,banyak orang tua merasa khawatir  karena sesuatu yang sangat salah terjadi pada bayi.
 ã Kesenjangan perkembangan.
Kesenjangan perkembangan berarti perkembangan fisik dan mental di bawah norma  bagi usia individu tertentu.
 ã Ketidak berdayaan
Karena ketidak berdayaan dan ketergantungan bayi yang baru lahir sangat menonjol sehingga membuat mereka mudah dirawat dan diatur.
 ã Individualita
Terdapat kecenderungan yang luas diantara orang dewasa ,seperti halnya pada anak-anak  seperti mengangap seseorang yang berbeda sebagai lebih rendah (interior) atau abnormal dalam beberapa aspek.
 ã Kemurungan orang tua baru
Hanya sedikit orang tua yang terhindar dari mengalami " kemurungan orang tua baru",ini merupakan keadaan depresi dengan intensitas ringan atau berat yang  timbul dari sekumpulan penyebab.

Sunday, January 27, 2013

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal


Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa periode prenatal merupakan periode yang sangat penting dan menentukan perkembangan individu pada periode-periode berikutnya. Selama periode prenatal ini, rahim merupakan lingkungan yang sangat menentukan perkembangan janin. Pada umumnya, kondisi rahim ibu tersebut bagi janin dan terlindung dari setiap gangguan. Tetapi, hal ini tidak berarti bahwa janin tersebut secara absolute luput dari pengaruh-pengaruh luar (santrock, 1995). 

1. Kesehatan ibu
Penyakit yang diderita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal, seperti penyakit kronis (Diabetes, TBC, radang saluran kencing, penyakit kelamin) mengakibatkan bayi-bayi yang dilahirkan dalam keadaan cacat. Demikian juga jika terjadi benturan ketika janin berusia tiga bulan disertai dengan gangguan kesehatan ibu sperti influenza, gondok atau cacar dapat merusak perkembangan janin. Bahkan apabila ibu mengalami campak rubella dapat dipastikan bahwa 60% kemungkinan bayi lahir dalam keadaan cacat. Jika campak rubella menyerang pada dua bulan pertama kehamilan, mengakibatkan kebutaan, ketulian, kelainan jantung, kelainan pada susunan saraf pusat, serta keterbelakangan mental dan emosional. Disamping itu penyakit sifilis juga merupakan penyakit yang sangat membahayakan perkembangan masa prenatal. Selain mempengaruhi organogenesis, juga merusak organ setelah organ terbentuk. Kerusakan meliputi luka mata yang bisa mengakibatkan kebutaan, dan luka kulit. Ketika sifilis muncul pada saat kelahiran, akan terjadi masalah-masalah lain yang melibatkan system saraf pusat dan system pencernaan.
Besarnya dampak kesehatan ibu hamil terhadap perkembangan masa prenatal juga terlihat jelas ketika ibu menderita sindrom kehilangan kekebalan tubuh, yang dikenal dengan istilah AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Ada tiga cara ibu menderita AIDS menginfeksikan anaknya, yaitu melalui ari-ari selama hamil, melalui kontak dengan darah atau cairan ibu pada saat melahirkan, dan setelah melahirkan melalui air susu. 

2.  Gizi Ibu
Faktor lain yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan masa prenatal adalah gizi ibu. Ini dikarenakan janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang diperoleh melalui darah ibunya. Oleh karena itu, makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus cukup mengandung protein, lemak, vitamin, dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang dilahirkan dalam kondisi kurang gizi cenderung cacat. 

3. Pemakaian bahan-bahan kimia oleh ibu hamil


4. Keadaan dan Ketegangan Emosi Ibu
Keadaan emosi ibu pada masa kehamilan berupa tekanan psikis yang disebabkan marah, sedih, atau iri hati. Masalah yang sering muncul adalah tidak menghendaki kelahiran anak disebabkan kesulitan dalam perkawinan atau masalah ekonomi, gangguan fisik yang berat dan sering terjadi. Tekanan ibu mempengaruhi anak yang sedang berkembang, baik sebelum maupun sesudah kelahiran. Sebelum kelahiran, adanya ketidak seimbangan glandular yang hebat dan menetap mengakibatkan ketidak teraturan dalam perkembangan anak dan komplikasi pada waktu kelahiran atau lahir sebelum waktunya. Rasa bingung dan cemas mempengaruhi kontraksi uterine, sehingga proses kelahiran berlangsung lebih lama daripada normal. Rasa khawatir, cemas sering mengakibatkan banyak makan dan pertambahan berat badan yang berlebihan dalam kehamilan yang selanjutnya akan menyulitkan persalinan.   



Pentingnya Kehamilan


      Pada masa kehamilan, ada empat kondisi penting yang mempengaruhi perkembangan individu selanjutnya. Yaitu sifat bawaan, jenis kelamin, jumlah anak, dan posisi urutan anak.
Peristiwa penting yang pertama pada saat kehamilan menentukan sifat bawaan individu yang baru terbentuk.  Pada pembuahan semua pria dan wanita menerima 23 kromosom dari masing-masing orang tua, semua berjumalh 46. Nenek dari pihak ibu  dan nenek dari pihak ayah dalam perkawinan masing-masing memberikan separuh kromosom kepada setiap anak (Ayah dan ibu). Peran ayah adalah mewariskan separuh kromosomnya melalui sperma dan ibu berperan sebagai penetas dan pemberi makanan kepada telur-telur dan mewariskan separuh kromosomnya. Ke 46 kromosom merupakan dasar pembentukan keturunan anak. Penentuan sifat bawaan mempengaruhi perkembangan selanjutnya dalam dua hal, :
(1) Faktor keturunan membatasi sejauh mana individu dapat berkembang. Kalau kondisi sebelum dan sesudah lahir menguntungkan, dan kalau seseorang mempunyai dorongan yang sangat kuat, ia dapat mengembangkan sifat-sifat fisik dan mental yang diwarisinya sampai batas maksimum tetapi tidak dapat berkembang lebih jauh lagi.
(2) Bahwa sifat bawaan sepebuhnya masalah kebetulan, tidak ada cara tertentu untuk mengendalikan jumlah kromosom dari pihak ibu atau ayah yang akan diturunkan pada pihak anak.

Penentuan jenis kelamin (sex) individu merupakan unsur penting kedua yang tejadi pada saat pembuahan. Jenis kelamin bergantung pada jenis spermatozoon yang menyatu dengan ovum. Ayah memproduksi dua jenis sperma  dalam jumlah yang sama, yang mengandung kromosom seks X yang besar dan yang mengandung kromosom seks Y yang kecil. Ibu memproduksi telur-telur, masing-masing mengandung kromosom seks X. 22 kromosom dalam sperma atau telur terdiri dari jenis yang sama. Kalau sperma yang memasuki telur, kedua pasang X sesuai dengan kromosom yang lain, maka anak yang dilahirkan jenis kelamin perempuan, kalau sperma yang mengandung Y memasuki telur, kedua kromosm seks tidak dapat berpasangan seperti yang lainnya, maka bayi yang dilahirkan jenis kelamin laki-laki. Ada tiga alas an mengapa jenis kelamin individu penting bagi perkembangan selama hidupnya:
(1) Setiap tahun anak-anak mengalami peningkatan tekanan-tekanan budaya dari para orang tua, guru, kelompk sebaya, dan masyarakat yang mempengaruhi perkembangan pola-pola sikap dan perilaku yang dipandang sesuai bagi kelompok jenis kelamin mereka. Anak-anak yang belajar berperilaku sesuai dengan apa yang dianggap wajar bagi jenis kelamin mereka akan menerima dukungan social. Sebaliknya, anak-anak yang gagal menyesuaikan diri akan mengalami kritik dan akan dikucilkan oleh masyarakat.
(2) Pengalaman belajar akan ditentukan jenis kelamin individu. Di rumah, di sekolah, dan di dalam kelompok bermain, anak-anak belajar apa yang dianggap pantas untuk jenis kelamin mereka. Anak laki-laki yang belajar memainkan permainan anak perempuan disebut sebagai "banci" dan anak perempuan yang menyukai permainan laki-laki dikenal sebagai "tomboy".
(3) Sikap orang tua dan anggota keluarga penting lainnya terhadap individu sehubungan dengan jenis kelamin mereka. Penelitian tentang kecenderungan jenis kelamin yang disukai menunjukkan bahwa anggapan tradisional yang lebih menyukai anak laki-laki terlebih sebagai anak pertama, masih banyak ditemukan. Kuatnya pemilihan jenis kelamin tertentu akan mempengaruhi sikap-sikap orang tua yang selanjutnya mempengaruhi perilaku mereka kepada anak dan hubungan mereka dengan anak.

Peristiwa penting ketiga pada saat kehamilan adalah menentukan anak lahir, apakah lahir tunggal atau kembar. Apabila ovum yang matang dibuahi oleh satu spermatozoon hasilnya adalah satu anak, bila telur yang dibuahi membelah menjadi dua bagian atau lebih yang terpisah selama tahap-tahap permulaan pembelahan sel maka akan menghasilkan kembar identik (uniovular), dua, tiga, atau lebih. Kalau dua ovum atau lebih dibebaskan sekaligus dan dibuahi oleh spermatozoa yang berbeda, akan menghasilkan kembar non identik (biovular).
Ditinjau dari perspektif perkembangan, kelahiran anak tunggal dan kembar ini jelas memiliki perbedaan yang signifikan, serta mempunyai pengaruh terhadp pola perkembangan sebelum dan sesudah kelahiran. Posisi anak dalam urutan saudara-saudaranya adalah hal keempat yang terjadi pada masa kehamilan. Posisi anak dalam urutan saudara-saudaranya mempunya pengaruh mendasar terhadap perkembangan selanjutnya. Hal ini dikarenakan pada umumnya orang tua memiliki sikap, perlakuan, dan memberikan peran yang spesifik terhadap anak tunggal, anak tertua, anak menengah, atau anak bungsu. Sikap, perlakuan, dan peran yang diberikan orang tua sesuai dengan tempat dan urutannya dalam keluarga ini mempunyai penagruh terhadap kepribadian dan pembentukan sikap anak, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain, serta menjadi salah satu faktor yang mempengaruhinya dalam mengembangkan pola perilaku tertentu.

Awal Kehidupan PERKEMBANGAN PRENATAL

Periode prenatal adalah periode perkembangan pertama yang paling singkat dari seluruh periode perkembangan, dimulai pada saat pembuahan dan berakhir pada kelahiran. Periode ini memiliki enam ciri penting, yaitu:
1. Pada saat ini sifat-sifat bauran, yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan selanjutnya, diturunkan sekali untuk selamanya.
2. kondisi-kondisi yang baik dalam tubuh ibu dapat menunjang perkembangan sifat bawaan, sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya bahkan sampai mengganggu pola perkembangan yang akan datang.
3. Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dan kondisi-kondisi pada obu tidak mempengaruhinya, sam halnya dengan sifat bawaan.
4. Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi pada periode prenatal dibandingkan periode-periode lain dalam perkembangan individu
 5. Periode prenatal merupakan masa yang paling banyak mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis.
6. Periode pranetal merupakan saat dimana orang-orang yang berkepentingan membentuk sikap-sikap pada diri individu yang baru diciptakan, sikap ini akan sangat mempengaruhi cara bagaimana individu ini diperlakukan, terutama selama tahun-tahun pertama pembentukan kepribadiannya.
Bagaimana kehidupan dimulai? Kehidupan baru dimulai dengan bersatunya sel seks proa dan wanita dalam alat-alat reproduksi yang disebut gonad. Sel seks pria, spermatozoa diproduksi dalam gonad pria yang disebut testes, sedangkan sel sks wanita, yaitu telur-telur yang diproduksi dalam gonad wanita, yaitu indung telur (ovarium). Terdapat sejumlah persiapan tahap-tahap perkembangan yang dilalui sebelum sel-sel itu siap untuk memproduksi seorang manusia baru, sel-sel seks pria melalui dua tahap permulaan, yaitu pematangan dan pembuahan, sedangkan sel seks wanita melalui tiga tahap permulaan, yaitu pematangan, ovulasi, dan pembuahan.
  Pematangan adalah proses pengurangan kromosom melalui pembelahan sel, pematngan sel seks baru terjadi apabila kematangan seks sudah tercapai, yaitu masa pubertas. Ovulasi merupakan tahap pendahuluan perkembangan yang terjadi hnaya pada sel-sel seks wanita, yang merupakan proses lepasnya satu sel telur yang matang selama siklus haid. Pembuahan (fertilization), yang terjadi pada masa kehamilan merupakan tahap ketiga dari permulaan perkembangan sejak mulainya kehidupan baru, yang terjadi dalam 12 sampai ke-36 jam dan biasanya terjadi pada 24 jam pertama setelah telur-telur memasuki tuba.

Friday, January 25, 2013

Teori-teori Psikologi Perkembangan

Dalam memahami perkembangan manusia, teori mempunyai peranan yang sangat penting. Teori dapat membantu kita memahami gejala-gejala dan membuat ramalan tentang bagaimana kita berkembang serta bagaimana kita berperilaku. Dalam pembahasan tentang perkembangan manusia, terdapat banyak teori, mulai dari sederhana dan sistematis sampai pada yang rumit. Berikut akan dibahas tentang teori-teori perkembangan, diantaranya psikodinamis, kognitif, teori kontekstual, serta teori behavior dan belajar social.

1. Teori Psikodinamik

    Teori psikodinamik adalah teori yang menjelaskan tentang perkembangan kepribadian. Unsur-unsurnya adalah aspek-aspek internal manusia seperti emosi, motivasi, dan aspek internal lainnya. Asumsi teori ini adalah adalah kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologi, yang umumnya terjadi sejak masa bayi. Pada masing-masing tahap, individu mengalami konflik internal yang harus diselesaikan sebelum memasuki tahap berikutnya. Teori ini banyak dipengaruhi oleh Sigmud Freud dan Erick Erikson.
    Freud berfokus pada masalah alam bawah sadar, sebagai salah satu aspek kepribadian manusia. Freud menyebutkan bahwa kepribadian manusia memiliki tiga struktur penting, yaitu id, ego, dan superego. Id berisi segala sesuatu yang secara psikologis telah ada sejak manusia lahir, termasuk insting-insting. Id merupakan tempat berkumpulnya energi psikis dan menyediakan seluruh daya untuk menggerakkan kedua struktur kepribadian lainnya. Ego adalah struktur kepribadian yang berkaitan dengan realita dan membuat keputusan-keputusan rasional. Sedangkan superego adalah memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah, sehingga ia dapat bertindak sesuai dengan norma-norma moral yang diakui masyarakat. Kemudian tiga komponen kepribadian ini berkembang melahui tahap-tahap perkembangan psikoseksual dan setiap tahap perkembangan tersebut individu mengalami kenikamatan pada satu bagian tubuh lebid daripada bagian tubuh lainnya.
Erick Erikson adalah salah satu seorang teoritis ternama dalam bidang perkembangan rentang kehidupan.salah satu sumbangannya yang terbesar dalam psikologi perkembangan adalah psikososial. Istilah “psikososial” berarti bahwa tahap-tahap kehidupan seseorang dari lahir sampai mati dibentuk oleh pengaruh-pengaruh social yang berinteraksi dengan suatu organisme yang menjadi matang secara fisik dan psikologis (Hall & Lidzye, 1993). Masing-masing tahap tahap memiliki tugas perkembangan yang khas, dan mengharuskan individu menghadapi dan menyelesaikan krisis.  Untuk setiap krisis, selalu ada pemecahan yang positif dan negative, pemecahan yang positif akan menghasilkan kesehatan jiwa, sedangkan pemecahan yang negative akan membentuk penyesuaian yang buruk

2. Teori Kognitif
    Teori kognitif didasarkan pada asumsi bahwa kemampuan kogntif merupakan sesuatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah laku individu. Teori kogntif menekankan pada pikiran-pikiran sadar. Saat ini sering dibahas dua teori tentang perkembangan, yaitu teori perkembangan kognitif Piaget dan teori pemrosesan informasi.
    Piaget menyebutkan bahwa pemikiran anak-anak berkembang menurut tahap-tahap atau periode-periode yang terus bertambah kompleks.

Teori pemrosesan informasi (information processing theory) menekankan pentingnya proses-proses kognitif dengan tiga asumsi, yaitu (1) pikiran dipandang sebagai suatu system penyimpanan atau pengembalian informasi, (2) individu-individu memproses informasi dari lingkungan, (3) terdapat keterbatasan pada kapasitas untuk memproses informasi dari seorang individu )Zigler & Stevenson, 1993). Berdasarkan asumsi tersebut, dapat dipahami bahwa teori pemrosesan informasi lebih menekankan pada bagaimana individu memproses informasi tentang dunia mereka, bagaimana informasi masuk kedalam pikiran, bagaimana informasi disimpan dan disebarkan, dan bagaimana informasi diambil kembali untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas yang kompleks, seperti memecahkan masalah dan berpikir.
Model kognisi dari teori pemrosesan informasi, diadaptasi dari Seifer & Haffnung, 1994)

3. Teori Kontekstual
    Teori kontekstual memandang perkembangan sebagai proses yang terbentuk dari transaksi timbale balik antara anak dan konteks perkembangan system fisik, sosial, kutural, dan histories dimana interaksi tersebut terjadi. Ada dua teori kontekstual, yaitu teori etologis dan teori ekologis.
    Pendekatan etologi difokuskan pada asal usul evolusi dari tingkah laku dan menekankan tingkah laku yang terjadi dalam lingkungan alamiah. Teori etologi mengenai perkembangan menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan evolusi, dan ditandai oleh periode-periode krisis atau sensitive (Santrok, 1998).
    Berbeda dengan teori etologis, teori ekologis memberikan penekanan pada system lingkungan. Tokoh utama teori ekologi adalh Urie Brofenbrenner. Pendekatan ekologi terhadap perkembangan mengajukan bahwa konteks dimana berlangsung perkembangan individu, baik kognitifnya, sosioemosional, kapasitas dan karakteristik motivasional, maupun partisipasi aktifnya merupakan unsur-unsur penting bagi perkembangan (Seifert & Hoffnung, 1994). Brofenbrenner menggambarkan empat kondisi lingkungan dimana perkembangan terjadi, yaitu mikrosistem, mesositem, ekositem, dan makrosistem.
    a.     Mikrosistem
        Menunjukkan situasi dimana individu hidup dan saling berhubungan dengan orang lain. Kontek ini meliputi keluarga, teman, sebaya, sekolah, dan lingkungan sosial lainnya. Dalam mikrosistem inilah terjadi interaksi yang paling langsung dengan agen-agen social.
    b.     Mesositem
        Menunjukkan hubungan antara dua atau lebih mikrositem atau hubungan beberapa konteks. Misalnya hubungan antara rumah dan sekolah.
    c.     Ekositem
              Terdiri dari setting social dimana individu tidak berpartisipasi aktif, tetapi keputusan penting yang diambil memiliki dampak terhadap orang-orang yang berhubungan langsung dengannya. Misalnya tempat orang tua bekerja, dewan sekolah, pemerintah lokal.
    D.     Makrosistem
              Meliputi cetak biru pembentukan social dan kebudayaan untuk menjelaskan dan mengoragnisir institusi kehidupan. Makrosistem direfleksikan dalam pola lingkan mikrosistem, mesositem, dan ekosistem yang dicirikan dari sebuah subkultur, kultur, atau konteks sosial lainnya yang lebih luas. Misalnya system kepercayaan bersama tentang umat manusia.

4. Teori Behavior dan Belajar Sosial
    Teori behavior (teori tingkahlaku) mula-mula dikembangkan oleh J.B.Watson (1878-1958),  asumsinya adalah perilaku dapat diamati, dipelajari melalui pengalaman dan lingkungan. Berikut ada tiga versi tentang pembentukan perilaku, yaitu Pavlov dengan kondisioning klasik, Skinner dengan kondisoning operan, dan Bandura dengan teori belajar sosial.

Beberapa fakta yang penting tentang perkembangan

Untuk memahami pola perkembangan, berbagai fakta tertentu yang sifatnya fundamental dapat diprediksikan harus dipertimbangkan, yang masing-masing fakta mempunyai implikasi penting.
Fakta-fakta tersebut diterangkan sebagai berikut:

1. Dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis

        Sikap, kebiasaan, dan pola perilaku yang dibentuk selama tahun-tahun pertama sangat menentukan seberapa jauh individu-individu berhasil dalam menyesuaikan diri dalam kehidupan ketika usia mereka terus bertambah.

2. Peran kematangan dan belajar dalam perkembangan

        Kematangan adalah terbukanya sifat-sifat bawaan individu, terjadi pada fungsi phylogenetik, fungsi-fungsi yang lazim ditemukan pada manusia, seperti merangkak, duduk, dan berjalan. Kematangan memberikan bahan dasar untuk belajar dan menentukan pola-pola umum dan urutan-urutan perilaku yang lebih umum.
       Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha pada pihak individu, terdapat pada fungsi ontogenetic, fungsi-fungsi yang khusus terjadi pada individu, seperti menulis, mengemudi, berenang. Belajar dalam bentuk pelatihan adalah sangat penting, tanpa fung si tersebut perkembangan tidak akan pernah terjadi.
       Tiga fakta penting hubungan kematangan dan belajar sebagai penyebab perkembangan; pertama, karena manusia mampu belajar maka terjadi perbedaan, baik sikap, kepribadian, pola-pola perilaku. Kedua, kematangan memberikan batasan dimana perkembangan tidak dapat memperoleh kemajuan sekalipun dengan metode belajar yang paling disukai dan motivasi yang kuat dari pihak yang belajar, kegagalan dapat terjadi karena kesulitan potensi-potensi genetis yang berkembang. Ketiga, ada “jadwal” yang pasti untuk belajar. Individu tidak dapat belajar sampai dirinya siap. “Kesiapan perkembangan” atau kesiapan untuk belajar, menentukan saat kapan belajar itu dapat dan harus dilakukan. 

3.    Perkembangan mengikuti pola yang telah tertentu dan yang dapat diramalkan

        Hukum arah perkembangan disebut “hukum cephalocaudal” yang menetapkan bahwa perkembangan menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke kaki, dan “hukum proximodistal” yang menerangkan perkembangan menyebar keluar dari titik poros sentral tubuh ke anggota-anggota tubuh. Jika kondisi lingkungan tidak menghambat, perkembangan akan mengikuti pola-pola yang berlaku umum.

4. Semua individu berbeda

        Setiap orang secara biologis dan genetis benar-benar berbeda satu dari yang lainnya, bahkan dalam kasus bayi kembar. Karena semua individu berbeda, tidak dapat diharapkan bahwa dua orang tertentu bereaksi dengan cara yang sama terhadap rangsangan lingkungan yang sama. Perbedaan individual ini sangat berarti, karena perbedaan ini diperlukan bagi individualitas dalam pembentukan kepribadian. Individualitas bukan hanya membuat orang menyenangkan, tetapi memungkinkan juga untuk kemajuan sosial.

5. Setiap tahap perkembangan mempunyai perilaku karakteristik
       
    Pola-pola ini ditandai dengan periode eguilibrium, apabila individu dengan mudah menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungandan akhirnya berhasil  menyesuaikan pribadi dan penyesuaian sosial yang baik. Namun apabila individu mengalami kesulitan dalam hal penyesuaian yang mengakibatkan penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial menjadi buruk, pola-pola ini ditandai dengan periode disequilibrium.

6. Setiap tahap perkembangan mempunyai resiko

         Ada bukti yang kuat bahwa setiap periode dalam rentang kehidupan dihubungkan dengan resiko perkembangan tertentu, baik fisik, psikologis, atau lingkungan maupun masalah-masalah penyesuaian yang tidak dapat dihindari.



7. Perkembangan dibantu rangsangan

        Walaupun sebagian besar perkembangan itu akan terjadi karena kematangan dan pengalaman-pengalaman dari lingkungan, perkembangan dapat juga dilakukan dengan merangsang perkembangan yang secara langsung mendorong individu untuk mempergunakan kemampuan yang terdapat dalam proses pengembangannya. Rangsangan menjadi sangat efektif pada saat suatu kemampuan sedang berkembang secara normal, sekalipun setiap saat juga penting.

8. Perkembangan dipengaruhi oleh perubahan budaya

         Karena perkembangan individu dibentuk untuk menyesuaikan diri dengan standar-standar budaya dan segala hal yang ideal, maka peruabahn perubahan dalam standar tersbut akan mempengaruhi pola perkembangan.

9. Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan

         Setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai ketrampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui pada berbagai usia sepanjang rentang kehidupan. Havighurst menamakannya tugas perkembangan, yaitu tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah kebebrhasilan akan melaksanakan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Akan tetapi, jika gagal menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.

Konsep-konsep dalam Psikologi Perkembangan

1. Perkembangan (Development)

    Perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan didalamnya terkandung serangkaian perubahan yang berjalan terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
     Perkembangan manusia dimulai sejak masa konsepsi sampai meninggal dunia, individu tidak pernah statis, melainkan senantiasa mengalami perubahan-perubahan yang bersifat progresif dan berkesinambungan.

2. Pertumbuhan (growth) 

    Istilah pertumbuhan lazim digunakan dalam biologi, sehingga pengertiannya lebih bersifat biologis. Pertumbuhan dalam perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif dan mengarah kepada fungsi-fungsi fisik.
    Pertumbuhan fisik bersifat meningkat, menetap, dan kemudian mengalami kemunduran sejalan dengan bertambahnya usia.
3. Kematangan (maturation)  

    Kematangan adalah merupakan potensi individu yang dibawa sejak lahir , timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu.
    Kematangan awalnya adalah hasil dari adanya perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri individu yang sering disebut kematangan biologis yang kemudian mempengaruhi kematangan pada aspek psikis yang meliputi keadaan berpikir, rasa, kemauan, dan lain-lain.

4. Perubahan (change)

    Perkembangan mengandung perubahan, tetapi bukan berarti setiap perubahan bermakna perkembangan. Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungannya dimana dia berada, yang sering disebut aktualisasi diri.
    Secara garis besar, perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan dapat dibagi kedalam empat bentuk, yaitu;
¤    Perubahan dalam ukuran besarnya
    Perubahan dalam bentuk dan ukuran ini terlihat dalam pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental seseorang.
¤    Perubahan dalam proporsi
    Anak bukanlah manusia dewasa dalam bentuk kecil,melainkan keseluruhan tubuhnya menunjukkan proporsi yang berbeda dengan orang dewasa. Perubahan proporsi juga tampak dalam perkembangan mental. Pada anak-anak imajinasinya sangat bercoarak atau diwarnai fantastic, sangat jauh dari kenyataan. Secara berangsur, semakin bertambah usia, unsur fantastik menjurus ke arah yang lebih realistik.
¤    Hilangnya bentuk atau ciri-ciri lama
    Hal ini terjadi pada ciri-ciri fisik dan mental.
¤    Timbulnya atau lahirnya bentuk atau ciri-ciri baru
    Dengan menghilangnya bentuk ciri-ciri lama yang tidak berguna lagi, maka timbullah ciri-ciri dan bentuk perubahan fisik dan mental yang baru. Beberapa perubahan tersebut terjadi karena proses belajar. Tetapi kebanyakan dari perubahan itu merupakan hasil proses kematangan yang pada saat lahir belum sepenuhnya berkembang.

Pengertian Psikologi Perkembangan

Psikologi perkembangan sebagai cabang ilmu psikologi memelaah berbagai perubahan-perubahan interindividual yang terjadi dalam intraindividual, tidak hanya mendiskripsikan perubahan-perubahan perilaku menurut tingkat usia sebagai masalah hubungan anteseden (gejala yang mendahului) dan konsekuensinya. Psikologi perkembangan mempelajari perubahan dalam perkembangan yang mencakup seluruh rentang kehidupan dari pembuahan sampai akhir hayat, dengan demikian mereka menggambarkan dengan sempurna pertumbuhan dan kemunduran.
Pada saat ini ahli psikologi perkembangan mempunyai enam tujuan pokok, yaitu:
1. Menemukan perubahan-perubahan apakah yang terjadi pada usia yang umum dan yang khas dalam penampilan, perilaku, minat, dan tujuan dari masing-masing periode perkembangan.
2.    Menemukan kapan perubahan-perubahan ini terjadi.
3.    Menemukan sebab-sebabnya
4.        Menemukan bagaimana perubahan itu mempengaruhi perilaku
5.        Menemukan dapat tidaknya perubahan tersebut diprediksikan
6.    Menemukan apakah perubahan itu bersifat individual atau universal

Pada dasarnya ada dua proses perkembangan yang saling bertentangan yang terjadi secara serempak selama kehidupan, yaitu pertumbuhan (evolusi) dan kemunduran (involusi). Keduanya mulai dari pembuahan dan berakhir dengan kematian. Berbagai perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia hidup.

Sebab perubahan perilaku

1.Pendekatan Psikoanalisis

        Pendekatan psikoanalisis menganggap bahwa perubahan perilaku disebabkan oleh faktor-faktor  intrapsikis (konflik tak sadar, represi, mekanisme defensif). Menurut Freud, esensi pribadi seseorang bukan terletak pada apa yang ia tampilkan secara sadar, malinkan apa yang tersembunyi dalam ketidaksadarannya.  Menurut pendekatan psikoanalisis, suatu simtom adalah manifestasi dari suatu defense yang berkembang dalam individu yang bersangkutan.

2.    Pendekatan Humanistik

        Pendekatan ini dikenal dengan teori fenomenologis atau teori “self”, dengan tokohnya yang terkenal Carl Roger. Teori ini beranggapan bahwa manusia adalah makhluk yang tingkatannya tinggi, mempunyai kebebasan untuk menentukan apa yang diinginkannya, mempunyai bakat yang baik yang seringkali ditekan pemunculannya oleh lingkungan. Diyakini bahwa perubahan perilaku karena adanya proses untuk mencapai aktualisasi diri dalam lingkungan.
        Pendekatan fenomenologis tidak menyangkal bahwa variable biologis dan lingkungan dapat mempengaruhi perilaku, tetapi pendekatan ini menekankan peranan individu sendiri dalam menentukan dan menciptakan nasibnya.

3.    Pendekatan sosiokultural

        Pendekatan sosiokultural menyebutkan bahwa perubahan perilaku disebabkan oleh keadaan lingkungan, khususnya lingkungan sosial dan kultural. Tekanan yang berasal dari lingkungan memaksa seseorang untuk bertindak untuk mendapatkan sesuatu yang dituntut lingkungan. Perubahan sosial, kemiskinan, diskriminasi, pemgangguran, dan hal-hal yang dialami seseorang bisa menyebabkan seseorang itu mengalami perubahan pada perilakunya. 
   
4.    Pendekatan Belajar

        Orientasi belajar dalam pendekatan untuk memahami perubahan perilaku didasarkan atas teori-teori belajar, antara lain prinsip-prinsip kondisioning klasik, kondisioning operan, dan belajar sosial.  Untuk pendekatan belajar digunakan skema (dalam Kanfer & Philips, dalam Suwondo, 1980):

               

                S - O - R - K - C

        S    =     Stimulus            C    =    Concequenc, akibat   
        O    =     Organisme         K    =     Contingency, kedekatan
        R     =     Respons       

        Salah satu asumsi model belajar untuk memahami perubahan perilaku adalah karena adanya proses belajar dan dapat bertahan karena adanya penguat yang mempertahankannya.

Perilaku Normal dan Abnormal

Psikolog sering diminta pendapatnya apabila ada keadaan-keadaan yang sulit dimengerti mengenai seseorang atau sekelompok orang. Ada kecenderungan mengelompokkan individu-individu yang normal dan sehat jiwa di satu pihak, dan yang abnormal, patologis dipihak lain. Abnormal berarti tidak normal, menyimpang dari suatu standar yang bisa berarti diatas normal atau di bawah normal.
    Ada dua pendekatan yang berbeda dalam membuat pedoman mengenai normalitas, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif didasarkan atas sering atau tidaknya sesuatu terjadi, yang diperkirakan secara subjektif mengikuti pemikiran awam. Pendekatan kualitatif yaitu menegakkan pedoman-pedoman normative yang tidak berdasarkan kepentingan atau pemikiran awam, tetapi atas observasi empirik pada tipe-tipe ideal.
    Ada empat aspek untuk menilai normal atau tidaknya perilaku seseorang menurut Stern (1964), yaitu:
1.    daya integrasi, ialah fungsi ego dalam mempersatukan, mengkoordinasi kegiatan ego ke dalam maupun ke luar diri. Makin terkoordinasi dan terintegrasi perilaku atau pemikiran, makin baik.
2.    ada atau tidaknya symptom atau gejala gangguan ditinjau dari segi praktis, merupakan pegangan yang paling jelas dalam mengevaluasi kesehatan jiwa secara kualitatif.
3.    kriteria psikoanalisis dengan memperhatikan tingkat kesadaran dan jalannya perkembangan psikoseksual. Makin tinggi tingkat kesadaran seseorang, maka makin baik atau sehat jiwanya, sebaliknya jika seseorang terlalu banyak dikuasai alan tak sadar, mak ia kurang sehat jiwanya. Tingkat dan jalannya perkembangan psikoseksual berhubungan erat dengan perkembangan fisik dan perkembangan libido.
4.    Determinan sosial dan kultural, lingkungan seringkali memegang peranan besar dalam penilaian suatu gejala sebagai normal atau tidak
    Menurut Ulmann dan Krasner (1980), tingkah laku manusia tidak dapat dilihat secara dikotonomis sebagai normal atau abnormal, tetapi harus dilihat dalam hubungannya dengan suatu perinsip, dimana suatu tingkah laku merupakan hasil dari keadaan masa lalu dan masa kini.
    Untuk mendeskripsikan abnormalitas didasarkan pada satu atau lebih definisi berikut:
*    Penyimpangan dari norma statistik, definisi abnormalitas didasarkan pada frekuensi statistik, perilaku abnormal adalah yang secara statistik jarang atau menyimpang dari normal.
*    Penyimpangan dari norma sosial. Setiap masyarakat memiliki standar atau norma tertentu untuk perilaku yang dapat diterima. Perilaku yang menyimpang secara jelas dari norma tersebut dianggap abnormal.
*    Perilaku maladaptif, perilaku mempengaruhi kesejahteraan individu atau kelompok sosial, sehingga perilaku dianggap abnormal jika ia bersifat maladaptif, jika ia memiliki pengaruh buruk pada individu atau masyarakat.
*    Distress pribadi, kriteria ini menganggap abnormalitas dalam pengertian perasaan distress subjektif individual daripada perilaku individual. Sebagian orang didiagnosis menderita penyakit mental merasakan penderitaan batin yang berat, mereka cemas, terdepresi, dan mengalami insomnia, penurunan nafsu makan, atau banyak nyeri atau sakit. Perilaku individu tampak normal bagi pengamatan awam. 

Pengertian dan Konsep Perilaku

Ketika kita berbicara tentang perilaku maka pembicaraan tentang perilaku tidak lepas dari teori kepribadian. Perilaku dan kepribadian merupakan merupakan bagian dari kemampuan mental pada diri individu, yang masing-masing individu memiliki karakteristik yang berbeda yang mempengaruhi gaya personal individu dan mempengaruhi interaksinya dengan lingkungan. Pada chapter ini kita akan membahas hubungan keduanya antara kepribadian dan perilaku.
    Definisi kepribadian sebagai pola pikiran, emosi, dan perilaku yang berbeda dan karakteristik yang menentukan gaya personal individu dan mempengaruhi interaksinya dengan lingkungan. Jung mengidentifikasikan dua tipe kepribadian, introversi  dan eksroversi. Kepribadian  introversi memiliki cirri-ciri individu yang pemalu dan lebih menyukai bekerja sendirian, mereka cenderung menarik diri ke diri mereka sendiri; terutama pada saat mengalami stress emosional atau konflik. Kepribadian ekstraversi dicirikan pada individu  yang peramah dan suka bergaul dan menyukai pekerjaan yang memungkinkan mereka bekerja secara langsung dengan orang lain.
    Hipocrates (400 SM) membagi empat tipologi kepribadian berdasarkan konstitusi tubuh, yaitu:
*    Sanguitis, tipe manusia yang dikuasai cairan darah cenderung lincah, berubah-ubah, hidup, bersikap ekspansi.
*    Flegmatik, sifat tipe ini dipengaruhi oleh air limpa, maka cenderung tenang, lambat, reagbilitas rendah.
*    Kolerik, tipe ini dipengaruhi oleh empedu, mempunyai sifat bergelora (eksplosif), reagbilitas tinggi, sering dikuasai ketegangan-ketegangan.
*    Melankolik, tipe ini dipengaruhi oleh empedu hitam sehingga sifatnya pessimisme.

    Menurut pendekatan psikoanalitik bahwa kepribadian terdiri dari tiga subsistem utama yang berinteraksi guna mengatur perilaku manusia, yaitu Id, Ego, dan Superego. Id terdiri dari impuls (dorongan) biologis dasar yang menuntut pemuasan impuls-impuls tersebut. Id bekerja mengikuti prinsip kesenangan (pleasure principle); id berusaha menghindari rasa sakit dan mengejar kesenangan tanpa mempertimbangkan situasi eksternal. Ego mengikuti prinsip realita; pemuasan impuls harus ditunda sampai ditemukan situasi yang tepat. Ego memutuskan tindakan apa yang tepat dan impuls id mana yang dapat dipuaskan dan dengan cara apa pemuasan dilakukan. Ego menjadi perantara tuntutan id, realita dunia, dan tuntutan superego. Dan superego yang menilai apakah suatu tindakan benar atau salah, yang merupakan representatif internal dari nilai dan moral masyarakat dan mencakup kesadaran individual serta citranya tentang orang yang ideal secara moral. Superego bekerja dengan menggunakan prinsip moral.
    Pendekatan belajar  sosial menyebutkan bahwa lingkungan atau situasi sebagai determinan perilaku. Perilaku merupakan hasil dari interaksi terus menerus antara individu dengan lingkungannya. Kondisi lingkungan membentuk perilaku melalui proses belajar; selanjutnya perilaku orang tersebut membentuk lingkungan.

Sejarah Psikologi

Buku tentang sejarah psikologi membahas tentang ahli filsafat Yunani kuno, terutama Plato dan Aristoteles. Setelah masa Yunani, Saint Augustine (354-430 M) dianggap tokoh besar psikologi modern karena perhatiannya pada instropeksi dan keingintahuannya tentang fenomena psikologi, termasuk perilaku bayi dan keramaian massa yang menonton pacuan kereta kuda. Descrates (1596-1650) meninggalkan namanya dalam psikologi dengan mengajukan teori bahwa hewan adalah mesin yang dapat dipelajari sama seperti mesin lainnya. Ia juga memperkenalkan konsep kerja refleks, yang mendapat tempat penting dalam psikologi. Banyak ahli filsafat terkenal lainnya dalam abad ke-17 dan ke-18 (Leibnitz, Hobbes, Locke, Kant, dan Hume) memberikan sumbangan dalam bidang psikologi.
    Wilhem Wundt pada tahun 1879 mendirikan laboratorium psikologi formal pertama di University of Leipzig di Jerman. Riset yang dilakukan mempelajari indra terutama penglihatan, juga mempelajari atensi, emosi, dan memori.


400 SM
Hipokrates
Mengaitkan kepribadian dengan tipe tubuh dan mengajukan teori fisiologis tentang penyakit mental.

1900
Sigmund Freud
The Interpretation of Dreams, yang banyak menjelaskan tentang psikoanalisis.

dan masih banyak yang lain..

Pengertian Psikologi

Dewasa ini tidak ada orang yang tidak mengenal psikologi, dimana psikologi mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia.Apakah psikologi itu? 
Psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata psyche yang artinya jiwa,dan logos yang artinya ilmu. Sehingga secara harfiah, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Namun dalam perkembangannya, psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku dan proses mental.
Psikologi bersifat praktis, dimana psikologi membahas isu-isu yang muncul setiap waktu. Isu yang berkembang dimulai dari pertanyaan sosial, seperti bagaimana penanganan bagi orang yang mengalami lemah mental hingga pertanyaan pribadi, seperti bagaimana cara kita untuk melakukan kontrol diri (self-control).
Psikologi sebagai suatu profesi mencakup banyak banyak bidang spesialisasi; psikologi biologis, psikologi eksperimental, psikologi perkembangan, sosial, dan kepribadian; psikologi klinis dan konseling; psikologi sekolah dan pendidikan; dan psikologi industri dan rekayasa.
Psikologi biological adalah spesialisasi bagi mereka yang menganut perspektif biological mencoba menemukan hubungan antara proses biologis dan perilaku. Sebagai contoh bagaimana obat seperti marijuana dan LSD mempengaruhi kepribadian dan daya ingat?
Psikologi eksperimental adalah ahli psikologi perilaku dan kognitif yang menggunakan metode eksperimen untuk mempelajari bagaimana orang (dan hewan) bereaksi terhadap stimuli sensorik, memandang dunia, belajar dan mengingat, bernalar, dan berespons secara emosional.
Psikologi perkembangan, mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk perilaku sejak lahir sampai lanjut usia. Psikologi sosial, merasa tertarik dengan bagaimana interaksi dengan orang lain mempengaruhi sikap dan perilaku. Psikologi kepribadian menfokuskan pada perbedaan antara individu.
Psikologi klinis banyak terlibat dalam penerapan prinsip-prinsip psikologi dalam diagnosis dan terapi gangguan emosional dan perilaku dan masalah penyesuaian lain yang kurang serius. Psikologi konseling melayani banyak fungsi yang sama seperti psikologi klinis, tetapi biasanya mereka menangani masalah psikologis yang kurang serius.
Psikologi sekolah dan pendidikan, mempelajari masing-masing anak untuk menilai masalah belajar dan emosional, dan spesialis dalam belajar dan mengajar.
Psikologi industri, biasanya bekerja dalam suatu perusahaan,  berkecimpung bidang SDM, mulai dari perekrutan, penempatan, pelatihan dan pengembangan, dan mencari tahu determinan perilaku manusia. Psikologi rekayasa, mencoba untuk memperbaiki hubungan antara manusia dan mesin; mereka membantu merancang mesin untuk meminimalkan kesalahan manusia. 

Privacy Policy

Privacy Policy for www.psikologi-isma.blogspot.com/

If you require any more information or have any questions about our privacy policy, please feel free to contact us by email at bidanisma@gmail.com.

At www.psikologi-isma.blogspot.com/, the privacy of our visitors is of extreme importance to us. This privacy policy document outlines the types of personal information is received and collected by www.psikologi-isma.blogspot.com/ and how it is used.

Log Files
Like many other Web sites, www.psikologi-isma.blogspot.com/ makes use of log files. The information inside the log files includes internet protocol ( IP ) addresses, type of browser, Internet Service Provider ( ISP ), date/time stamp, referring/exit pages, and number of clicks to analyze trends, administer the site, track user’s movement around the site, and gather demographic information. IP addresses, and other such information are not linked to any information that is personally identifiable.

Cookies and Web Beacons
www.psikologi-isma.blogspot.com/ does use cookies to store information about visitors preferences, record user-specific information on which pages the user access or visit, customize Web page content based on visitors browser type or other information that the visitor sends via their browser.

DoubleClick DART Cookie
.:: Google, as a third party vendor, uses cookies to serve ads on www.psikologi-isma.blogspot.com/.
.:: Google's use of the DART cookie enables it to serve ads to users based on their visit to www.psikologi-isma.blogspot.com/ and other sites on the Internet.
.:: Users may opt out of the use of the DART cookie by visiting the Google ad and content network privacy policy at the following URL - http://www.google.com/privacy_ads.html

Some of our advertising partners may use cookies and web beacons on our site. Our advertising partners include ....
Google Adsense
Commission Junction
Widget Bucks
Adbrite
Clickbank
Azoogle
Chitika
Linkshare
Amazon
Kontera


These third-party ad servers or ad networks use technology to the advertisements and links that appear on www.psikologi-isma.blogspot.com/ send directly to your browsers. They automatically receive your IP address when this occurs. Other technologies ( such as cookies, JavaScript, or Web Beacons ) may also be used by the third-party ad networks to measure the effectiveness of their advertisements and / or to personalize the advertising content that you see.

www.psikologi-isma.blogspot.com/ has no access to or control over these cookies that are used by third-party advertisers.

You should consult the respective privacy policies of these third-party ad servers for more detailed information on their practices as well as for instructions about how to opt-out of certain practices. www.psikologi-isma.blogspot.com/'s privacy policy does not apply to, and we cannot control the activities of, such other advertisers or web sites.

If you wish to disable cookies, you may do so through your individual browser options. More detailed information about cookie management with specific web browsers can be found at the browsers' respective websites