Monday, January 28, 2013

Masa Bayi


Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi yang baru lahir dua minggu. Masa bayi akan digunakan untuk membedakannya dengan pascanatal yang ditandai dengan keadaan yang sangat tidak berdaya. Selama beberapa bulan masa bayi, keadaan tidak berdaya itu secara berangsur-angsur agak menurun. Akan tetapi tidak berarti bahwa keadaan tidak berdaya akan menghilang dengan cepat dan bayi menjadi mandiri, melainkan setiap hari, setiap minggu, dan setiap bulan bayi semakin mampu mandiri sehingga saat masa bayi berakhir pada ulang tahun kedua. Selama dua tahun pertama kehidupannya, perkembangan fisik bayi berlangsung sangat ekstensif. Pada saat lahir, bayi memiliki kepala yang sangat besar dibandingkan dengan bagian tubuh lain. Tubuhnya bergerak terus ke kiri dan ke kanan dan sering tidak dapat dikendalikan. Mereka juga memiliki refleks yang didominasi oleh gerakan-gerakan yang terus berkembang. Secara umum refleks merupakan cara agar bayi dapat bertahan untuk kehidupannya atau melatih kemampuan motorik anggota tubuhnya. 
Ciri-ciri masa bayi:
1. Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya
Karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap, dan pola ekspresi emosi terbentuk.
2. Masa bayi adalah masa dimana pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat.
3. Masa bayi adalah masa berkurangnya ketergantungan.
4. Masa bayi ada masa meningkatnya individualitas
5. Masa bayi adalah permulaan sosialisasi
6. Masa bayi adalah permulaan berkembangnya penggolongan peran-seks
7. Masa bayi adalah masa yang menarik
8. Masa bayi merupakan permulaan kreativitas
9. Masa bayi adalah masa berbahaya.

Tugas perkembangan masa bayi:
1. Perkembangan fisik
Pertumbuhan yang pesat selama rentang kehidupan terjadi pada masa bayi dan pada periode pubertas. Selama enam bulan pertama, pertumbuhan  terus terjadi dengan pesat seperti periode prenatal dan kemudian mulai menurun. Meskipun pola umum dari pertumbuhan dan perkembangan sama bagi semua bayi, tetapi tetap ada perbedaan dalam tinggi, berat, kemampuan sensorik, dan dalam bidang perkembangan fisik lain. Selama periode masa bayi perbedaan-perbedaan tidak saja terus berlangsung tetapi semakin bertambah mencolok.
2. Fungsi psikologis
Masa bayi adalah masa pembentukan pola-pola psikologis fundamental untuk makan, tidur, dan buang air meskipun pembentukan kebiasaan tersebut mungkin tidak selesai pada akhir masa bayi.
3. Pengendalian otot
Pada mulanya tubuh bayi mengalami gerakan-gerakan yang menyerupai kegiatan meneyluruh pada bayi neonatal. Juga halnya dewmikian dalam keadaan tidur, gerakan acak tak berarti iniberangsur-angsur menjadi lebih terkoordinasi sehingga memungkinkan terjadinya pengendalian otot. Perkembangan pengendalian otot terjadi karena adanya factor pematangan dan factor belajar. Karena otot-otot, tulang-tulang, dan struktur saraf sudah matang dan karena perubahan dalam perbandingan badan maka bayi dapat menggunakan badanya secara terkoordinasi. Tetapi bayi harus dibberi kesempatan untuk belajar melakukannya. Sebelum kegiatan siap tercapai, belajar tidak akan ada manfaatnya. Perkembangan pengendalian oto mengikuti pola yang pasti dan dapat diramalkan yang dikuasai oleh hukum perkembangan arah. Pola perkembangan koordinasi tangan, usia empat bulan melihat tetapi tidak dapat menyentuh, lima bulan gerakan menyendok, usia delapan bulan sebuah balok masing-masing ditangan, dan usia kesembilan gerakan menjepit disempurnakan..

Ketrampilan-ketrmapilan masa bayi:
a) Ketrampilan tangan
Makan sendiri, pada usia delapan bulan, kebayakan bayi dapat memegang botol susunya sendiri setelah dot dimasukan ke dalam mulut; pada usia sembilan bulan, bayi dapat memasukkan dot ke dalam mulut dan mengeluarkannya tanpa dibantu. Pada umu rdua belas bulan bayi dapat minum dari cangkir yang dipegang dengan kedua belah tangannya, dan beberapa bulan kemudian dapat minum dari cangkir dengan menggunakan satu tangan. Pada tiga belas bulan mulai makan sendiri dengan snedok, dan sebulan dua bulan kemudian dapat menusuk makan dengan menggunakan garpu dan memasukkannya kedalam mulut disertai tumpahan. Pada ulang tahun kedua kebanyakan bayi dapat menggnakan sendok dan garpu tanpa menumpahkan makanan.
Berpakaian sendiri, pada akhir tahun pertama kebanyakan baik dapat menarikkan kaos kaki, sepatu, topi, dan sarung tangan. Pada pertemngahan tahun kedua bayi berusaha memakai topi dan sarung tangan dan akhir pada masa bayi dapat menegnakan dan melepaskan pakaian.
Mengurus diri sendiri, mandi sendiri terbatas pada menyeka muka dan badan. Sebelum dua tahun kebanyakan bayi berusaha menyikat gigi dan menyisir rambut cara sendiri.
Ketrampilan bermain, pada dua belas bulan kebanyakan bayi dapat mencoret-coret dengan pensil atau karyon, dan beberapa bulan kemudian dapat melempar  atau mengelindingkan bola, membuka kotak, membuka tutup botol, membalik halaman-halaman buku,  memebentuk bangunan dengan beberapa balok, menguntai manik-manik besar dan menggunting kertas.
b) Ketrampilan kaki
Bayi belajar melompat dari tempat tinggi biasanya dengan gerakan-gerakan meneyrupai berjalan. Bayi memanjat tangga mula-mula dengan cara merangkak dan merambat setelah dapat berjalan sendiri,ia naik dan turun dalam posisi tegak, meletakkan satu kaki pada tangga dan menarik kaki yang satunya. Bayi dapat berenang dan menceburkan tangan dan menendang-nendang khaki.

4. Perkembangan bicara
Berbicara merupakan sarana komunikasi. Komunikasi memiliki dua aspek, yaitu menegrti apa yang dimaksud orang lain dan kemampuan mengkomunikasikan pikiran dan perasaan diri sendiri kepada orang lain sehingga dapat dimengerti. Dasar kedua aspek tersebut telah dilakukan selama masa bayi, meskipun kemampuan untuk menegrti biasanya lebih besar daripada kemampuan bicara pada menjelang masa bayi. Tugas pertama dalam berkomunikasi adalah berupa pemahaman akan perkataan orang lain. Dalam setiap tahapan usia, anak-anak lebih dapat menegrti apa yang dikatakan orang lain daripada mengutarakan pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan mereka sendiri dalam kata-kata.
Tugas kesua dalam komunikasi dengan orang lain adalah belajar bicara. Karena belajar bicara adalah tugas yang lama dan sulit, dan karena bayi-bayi belum matang untuk belajar hal yang sulit ini selama tahun pertama, maka alam memberikan bentuk-bentuk pengganti komunikasi yang digunakan sampai mereka siap untuk belajar. 

Perilaku emosi pada masa bayi

Pada waktu lahir, emosi tampak dalam bentuk sederhana, hampir tidak terbedakan sama sekali. Dengan bertambahnya usia, berbagai reaksi emosional menjadi kurang tersebar dan reaksi emosional dapat ditimbulkan oleh berbagai macam rangsangan. Pola emosi yang lazim pada masa bayi:

1. Kemarahan
Perangsang yang lazim membangkitkan kemarahan bayi adalah campur tangan terhadap gerakan-gerakan mencoba-cobanya, menghalangi keinginannya, tidak mengizinkannya mengerti sendiri, dan tidak memperkenankan apa yang dia inginkan. Tanggapan marah ditunjukan dengan bentuk menjerit, meronta-ronta, menendangkan kaki, mengibaskan tangan, dan memukul atau menendang apa saja yang ada dekatnya.pada tahun kedua, bayi dapat  juga melonjak-lonjak, berguling-guling, meronta-ronta, dan menahan nafas.
2. Ketakutan
Perangsang yang paling mungkin membagkitkan ketakutan bayi adalah suara keras, orang, situasi, dan barang asing, ruangan gelap, tempat tinggi, dan binatang. Tanggapan rasa takut ditunjukkan dengan menjauhkan diri dari perangsang yang menakutkan dengan merengek, menangis, dan menahan nafas.
3. Rasa ingin tahu
Setiap mainan atau barang baru dan tidak biasa adalah perangsang untuk keingin tahuan dengan mengungkapkan melalui ekspresi wajah, menegangakn otot muka, membuka mulut, dan menjulurkan lidah, kemudian bayi akan mengkap barang tersebut dengan mememgang, membolak-balik, melempar, atau memasukkan ke mulutnya.
4. Kegembiraan
Kegembiraan dirangsang dengan kesenangan fisik. Pada bulan kedua dan ketiga bayi bereaksi pada orang yang mengajaknya bercanda, menggelitik, mengamati, dan memperhatikannya. Mereka mengungkapkan dengan tertawa, senyuman, mengegrakkan lengan serta kakinya.
5. Afeksi
Setiap orang yang mengajak bayi bermain, mengurus kebutuhan jasmaninya, atau memperlihatkan efeksi akan merupakan perangsang untuk afeksi mereka. Maian dan hewan kesayangan menjadi objek cinta mereka. Bayi mengungkapkan afeksinya dengan memeluk, menepuk, dan mencium barang atau orang yang dicintai. 

Perkembangan sosialisasi

Pengalaman sosial yang dini memainkan peranan yang penting dalam menentukan  hubungan sosial di masa depandan poal perilaku terhadap orang-orang lain. Anak yang pad asaat bayi banyak menangis cenderung agresif dan menunjukkan perilaku-perilaku yang mencari perhatian lain. Sebaliknya, bayi yang ramah dan lebih bahagia biasanya penyesuaian sosialnya lebih baik apabila telah menjadi besarnya.
Pola perkembangan perilaku sosial dapat diramalkan meskipun dapat terjadi perbedaan-perbedaan karena keadaan kesehatan, keadaan emosi atau keadaan lingkungan. Selama tahun pertama masa bayi, bayi dalam keadaan seimbang yang membuat ia ramah, mudah dirawat, dan menyenagkan. Sekitar pertengahan tahun kedua, keseimbangan berubah menjadi ketidak seimbangan sehingga bayi menjadi rewel, tidak kooperatif, dan sulit dihadapi. Awbwlum masa bayi berakhir keseimbangan kembali memperlihatkan perilaku yang menyenangkan dan perilaku sosial. Dasar-dasar sosial awal adalah sanagt penting karena jenis perilaku yang diperlihatkan bayi dalam berbagai situasi sosial memepngaruhi penyesuaian pribadi dan sosial dan terbentuknya pola-pola ini cenderung menetap. 

Awal tumbuhnya minat bermain

Terdapat ciri-ciri bermain tertentu yang khsus dalam masa bayi yang berbeda dari permainan anak muda belia dan pasti berbeda dengan ciri-ciri bermain anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa. Perkembangan bermain dalam masa bayi dipengaruhi oleh perkembangan fisik, motorik, dan mental. Dengan bermain, memberikan kesempatan bagi bayi untuk banyak belajar, yaitu pemecahan masalah dan kreatifitas. Tanpa bermain, dasar kreatifitas dan pemecahan masalah tidak dapat diletakkan sebelum anak mengembangkan kebiasaan untuk menghadapi lingkungan dengan cara yang tidak kreatif. Pentingnya bermain masa bayi juga memberikan masukan informasi bagi bayi mengenai lingkungannya, orang-orang, dan benda-benda di lingkungannya. Bayi belajar mengenai dunia manusia dan benda melalui penjelajahan (eksplorasi). Dan dengan bermain akan menimbulkan kegembiraan
Pada masa bayi, pengertian timbul dari gabungan penjelajahan sensorik, manipulasi motorik, dan menjelang akhir masa bayi dari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan. Dan peranan disiplin dalam perkembangan moral terutama dalam bentuk hukuman untuk perilaku yang salah dan pujian untuk perilaku yang diterima secara soial. 

Perkembangan kepribadian dalam usia bayi
Potensi untuk perkembangan kepribadian sudah ada pada waktu lahir, karena tidak ada dua individu yang memiliki  fisik maupun sifat mental bwaan yang sama atau memiliki pengalaman lingkungan yang sama maka tidak akan pernah ada dua orang yang mengembangkan pola-pola kepribadian yang identik. Masa bayi sering disebut sebagai "periode kritis" dalam perkembangan kepribadian karena pada saat ini diletakkan dasar dimana struktur kepribadian dewasa akan dibangun. Sifat kepribadian tertentu berubah sekalipun masih dalam masa bayi. Perubahan ini dapat bersifat kuantitatif, yaitu menguata atau melemahnya sifat yang sudah ada, atau bersifat kualitatif, sifat yang secara sosial kurang baik digantikan oleh sifat sosial yang lebih baik. Sebagian  besar perubahan kepribadian cenderung bersifat kuantitatif.   Inti pola kepibadian yaitu konsep diri pada dasarnya tetap sama. Dengan berjalannya waktu inti ini semakin kuat. Perubahan dalam sifat-sifat kepribadian dapat mengganggu keseimbangan kepribadian. Jadi, pengalaman-pengalaman awal sangatlah penting dalam membentuk pola kepribadian. 

Bahaya pada masa bayi
Karena masa bayi merupakan dasar, maka masa itu khususnya merupakan masa berbahaya. Bahaya itu dapat mrupakan bahaya fisik dan psikologis atau keduanya. Dalam tahun pertama dalam masa bayi, bahaya fisik cenderung lebih banyak dan lebih parah daripada bahaya-bahaya psikologis. Dalam tahun kedua terjadi sebaliknya. Kesunya merupakan bahaya serius, jadi sedapat mungkin harus dicegah dan segala sesuatu harus dilakukan untuk memperkecil intensitasnya kalau memang bahaya itu terjadi. Bahaya fisik yang mungkin terjadi misalnya kematian, kematian ranjang, penyakit, kecelakaan, kurang gizidasar untuk gemuk,  dan kebiasaan fisiologis. Bahaya psikologis yang mungkin terjadi adalah kegagalan bayi menguasai tugas perkembangan pada usia tersebut. Penguasaan ini menjadi penting karena, semakin cepat bayi dapat mengendalikan tubuhnya, semkain cepat pula ia tidak tergantung pada bantuan orang lain dan penguasaan tugas ini memberikan dasar untuk penguasaan tugas perkembangan pada tahap-tahap berikutnya. Semakin baik penguasaan terhadap tugas perkembangan masa bayi, semakin mudah dan cepat anak dapat menguaai tugas masa kanak-kanak.   Bahaya psikologis yang mungkin terjadi adalah bahaya dalam perkembangan motorik, bahaya dalam bicara, bahaya emosi, bahaya sosial, bahaya bermain, bahaya dalam pengertian, bahaya moralitas, bahaya hubungan keluarga, dan bahaya dalam perkembangan kepribadain.

No comments:

Post a Comment