Friday, January 25, 2013

Perilaku Normal dan Abnormal

Psikolog sering diminta pendapatnya apabila ada keadaan-keadaan yang sulit dimengerti mengenai seseorang atau sekelompok orang. Ada kecenderungan mengelompokkan individu-individu yang normal dan sehat jiwa di satu pihak, dan yang abnormal, patologis dipihak lain. Abnormal berarti tidak normal, menyimpang dari suatu standar yang bisa berarti diatas normal atau di bawah normal.
    Ada dua pendekatan yang berbeda dalam membuat pedoman mengenai normalitas, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif didasarkan atas sering atau tidaknya sesuatu terjadi, yang diperkirakan secara subjektif mengikuti pemikiran awam. Pendekatan kualitatif yaitu menegakkan pedoman-pedoman normative yang tidak berdasarkan kepentingan atau pemikiran awam, tetapi atas observasi empirik pada tipe-tipe ideal.
    Ada empat aspek untuk menilai normal atau tidaknya perilaku seseorang menurut Stern (1964), yaitu:
1.    daya integrasi, ialah fungsi ego dalam mempersatukan, mengkoordinasi kegiatan ego ke dalam maupun ke luar diri. Makin terkoordinasi dan terintegrasi perilaku atau pemikiran, makin baik.
2.    ada atau tidaknya symptom atau gejala gangguan ditinjau dari segi praktis, merupakan pegangan yang paling jelas dalam mengevaluasi kesehatan jiwa secara kualitatif.
3.    kriteria psikoanalisis dengan memperhatikan tingkat kesadaran dan jalannya perkembangan psikoseksual. Makin tinggi tingkat kesadaran seseorang, maka makin baik atau sehat jiwanya, sebaliknya jika seseorang terlalu banyak dikuasai alan tak sadar, mak ia kurang sehat jiwanya. Tingkat dan jalannya perkembangan psikoseksual berhubungan erat dengan perkembangan fisik dan perkembangan libido.
4.    Determinan sosial dan kultural, lingkungan seringkali memegang peranan besar dalam penilaian suatu gejala sebagai normal atau tidak
    Menurut Ulmann dan Krasner (1980), tingkah laku manusia tidak dapat dilihat secara dikotonomis sebagai normal atau abnormal, tetapi harus dilihat dalam hubungannya dengan suatu perinsip, dimana suatu tingkah laku merupakan hasil dari keadaan masa lalu dan masa kini.
    Untuk mendeskripsikan abnormalitas didasarkan pada satu atau lebih definisi berikut:
*    Penyimpangan dari norma statistik, definisi abnormalitas didasarkan pada frekuensi statistik, perilaku abnormal adalah yang secara statistik jarang atau menyimpang dari normal.
*    Penyimpangan dari norma sosial. Setiap masyarakat memiliki standar atau norma tertentu untuk perilaku yang dapat diterima. Perilaku yang menyimpang secara jelas dari norma tersebut dianggap abnormal.
*    Perilaku maladaptif, perilaku mempengaruhi kesejahteraan individu atau kelompok sosial, sehingga perilaku dianggap abnormal jika ia bersifat maladaptif, jika ia memiliki pengaruh buruk pada individu atau masyarakat.
*    Distress pribadi, kriteria ini menganggap abnormalitas dalam pengertian perasaan distress subjektif individual daripada perilaku individual. Sebagian orang didiagnosis menderita penyakit mental merasakan penderitaan batin yang berat, mereka cemas, terdepresi, dan mengalami insomnia, penurunan nafsu makan, atau banyak nyeri atau sakit. Perilaku individu tampak normal bagi pengamatan awam. 

No comments:

Post a Comment